Menjadi Haji mabrur adalah harapan tertinggi bagi setiap Muslim yang telah menunaikan ibadah haji. Sebab, haji yang mabrur bukan hanya sah secara syariat, tetapi juga membawa dampak baik bagi perilaku dan kehidupan sehari-hari.
Lalu, bagaimanakah ciri-ciri seorang haji yang mabrur? Ciri ciri haji mabrur menjadi salah satu hal yang sering ditanyakan oleh umat Islam setelah menunaikan ibadah haji. Bukan hanya sekadar status sosial, predikat “mabrur” memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Allah SWT.
Penyematan gelar haji mabrur merupakan hak prerogatif dari Allah swt kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Akan tetapi, seseorang yang berhasil menjadi seorang haji yang mabrur pasti memiliki ciri-ciri tersendiri. Artikel ini akan membahas tentang pengertian haji mabrur, ciri-cirinya, bagaimana cara meraihnya, serta balasan yang dijanjikan bagi mereka yang berhasil meraih haji mabrur.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Haji Mabrur?
Secara etimologis, kata al-mabrur merupakan bentuk isim maf’ul dari kata al-birr, yang berarti kebaikan atau kebajikan. Maka, al-hajjul mabrur secara bahasa dapat dimaknai sebagai haji yang dipenuhi dengan kebaikan.
Secara bahasa, mabrur berarti “baik” atau “diterima”. Dalam konteks ibadah haji, haji mabrur adalah ibadah haji yang dikerjakan dengan benar, sesuai tuntunan syariat, dan menghasilkan perubahan positif dalam diri pelakunya.
Sementara itu, secara istilah, haji mabrur adalah ibadah haji yang diterima oleh Allah SWT, yang kemudian membuahkan perubahan positif dalam diri pelakunya dan memberi manfaat bagi orang lain di sekitarnya.
Para ulama menyebut haji mabrur sebagai haji yang tidak tercampur dengan dosa, dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah, dan memberikan dampak nyata dalam akhlak sehari-hari setelah pulang dari Tanah Suci.

Perbedaan Haji Mabrur dan Haji Makbul
Dalam kaitannya dengan istilah haji mabrur, terdapat juga istilah haji maqbul. Menurut Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, sebagaimana yang disampaikan dalam media rri.co.id, Haji makbul merupakan haji yang sah menurut ketentuan syariat, namun belum tentu membawa perubahan dalam akhlak seseorang.
Menurut Nasaruddin Umar, setiap haji yang mabrur pasti termasuk makbul, tetapi tidak semua haji makbul dapat dikatakan mabrur. Beliau menambahkan jika haji makbul dinilai dari proses pelaksanaan ibadah di Tanah Suci, sementara haji mabrur dinilai dari perilaku setelah kembali ke tanah air.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan jika haji mabrur ditunjukkan melalui perbaikan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Ingin Haji Anda Sah dan Diterima? Pahami 6 Rukun Haji Ini
Bagaimana Ciri Ciri Haji Mabrur?
Ada beberapa tanda atau ciri ciri haji mabrur yang bisa dikenali dari perubahan sikap dan perilaku seseorang setelah menunaikan ibadah haji. Menurut Ustaz M Alvin Nur Choironi dalam tulisannya di NU Online, terdapat beberapa tanda yang menunjukkan seseorang telah mencapai derajat haji mabrur. Di antaranya adalah:
- Santun dalam Bertutur Kata (Thayyibul Kalam)
- Menebarkan Kedamaian (Ifsya’us Salam)
- Peduli terhadap Sesama (Ith‘amut Tha‘am)
Ustaz Alvin juga menyampaikan bahwa dalam sebuah hadist yang sanadnya sahih, meskipun tidak dicantumkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah menjelaskan ciri-ciri dari haji mabrur. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnad, sebagai berikut:
“Para sahabat berkata, Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur? Rasulullah menjawab, memberikan makanan dan menebarkan kedamaian.”
Dalam hadist lain yang juga memiliki sanad sahih, disebutkan:
“Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah lalu berkata, Memberikan makanan dan santun dalam berkata.”
Al-Hakim menyatakan bahwa hadis ini sahih sanadnya, meskipun tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Selain itu, haji yang mabrur umumnya akan berdampak pada peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan seseorang. Hal ini terlihat dari perilaku yang menjadi lebih baik, lebih taat dalam menjalankan perintah agama, dan menjauh dari perbuatan maksiat.

Bagaimana Cara Menjadi Haji yang Mabrur?
Meraih predikat haji mabrur bukan hal yang otomatis, tapi harus diusahakan sejak sebelum keberangkatan, selama pelaksanaan ibadah, hingga kembali ke tanah air. Berikut beberapa langkah yang dapat ditempuh:
1. Niat yang Tulus
Segala amal tergantung pada niat. Maka, niatkan haji semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipanggil “pak haji” atau demi pujian manusia.
2. Persiapan Ilmu yang Matang
Bekali diri dengan ilmu manasik haji, memahami rukun, syarat, dan sunnah-sunnah haji agar ibadah yang dilakukan sah dan sempurna.
3. Harta dari Sumber yang Halal
Pastikan biaya haji berasal dari sumber yang halal dan bersih. Haji dengan harta haram dikhawatirkan tidak diterima.
4. Sabar dan Ikhlas saat Beribadah
Saat di Tanah Suci, banyak ujian yang mungkin muncul, seperti kelelahan, antrean panjang, atau perbedaan budaya. Kesabaran dan keikhlasan sangat penting agar ibadah tetap khusyuk.
5. Jaga Akhlak dan Perilaku
Sejak berangkat hingga pulang, jaga lisan, emosi, dan akhlak terhadap sesama jamaah dan penduduk lokal. Akhlak yang baik menjadi kunci keberhasilan ibadah haji.
Baca Juga: Tempat Mustajab di Makkah, 11 Lokasi Terbaik Doa Cepat Terkabul
Apakah Balasan bagi Haji Mabrur?
Allah menjanjikan ganjaran atau balasan yang besar bagi mereka yang berhasil meraih haji mabrur. Di antaranya yaitu:
1. Surga
Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda yang intinya balasan utama bagi haji mabrur adalah surga.
“Haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist ini menunjukkan betapa tingginya nilai ibadah haji jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan niat yang lurus. Ini menunjukkan bahwa haji mabrur bukan hanya ibadah ritual, tapi merupakan jalan menuju kehidupan kekal yang penuh kenikmatan.
2. Dosa Diampuni
Orang yang berhaji dengan benar akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dalam hadis lain disebutkan:
“Barang siapa berhaji karena Allah, lalu tidak berkata kotor dan tidak berbuat kefasikan, maka ia pulang seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
3. Hidup Lebih Diberkahi
Setelah berhaji, orang yang mabrur sering kali merasakan ketenangan hati, kemudahan rezeki, dan kehidupan yang lebih berkah. Ini karena ia menjalani hidup dengan lebih bersyukur dan bertakwa.
Kesimpulan
Haji Mabrur tidak hanya dilihat dari ibadah di Tanah Suci, tapi justru dari bagaimana seseorang berubah setelah pulang. Kesantunan dalam berbicara, kedamaian yang ditebarkan, dan kepedulian terhadap sesama adalah wujud nyata dari haji yang diterima. Meraih haji mabrur membutuhkan niat yang lurus, ilmu yang cukup, serta kesungguhan dalam menjalani ibadah dan menjaga akhlak.
Ingin Dibimbing Meraih Haji yang Mabrur?
Bagi Anda yang memiliki niat untuk menunaikan ibadah haji dengan bimbingan sesuai tuntunan syariat, Saudaraku Umrah dan Haji siap mendampingi setiap langkah perjalanan Anda. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Saudaraku menyediakan program haji plus maupun haji furodha yang terstruktur, dibimbing oleh ustadz berpengalaman, serta didukung layanan yang sepenuh hati yang memastikan ibadah Anda nyaman dan khusyuk. Wujudkan harapan meraih haji mabrur bersama Saudaraku Umrah dan Haji.
Untuk informasi pendaftaran lebih lanjut terkait program haji bersama Saudaraku, silahkan hubungi tim Saudaraku dengan cara klik tombol banner di bawah ini, konsultasi secara gratis.
