Wanita Harus Tahu!! Ini 5 Cara Menunda Haid untuk Umroh

jamaah umroh saudaraku travel (3)

Cara menunda haid untuk umroh – Bagi setiap muslimah, melaksanakan umroh adalah impian yang dinanti-nanti. Bisa menjejakkan kaki di Tanah Suci, berdoa di depan Ka’bah, hingga melaksanakan rangkaian ibadah umroh dengan khusyuk tentu menjadi pengalaman yang sangat berharga. Namun, terdapat suatu kondisi yang seringkali membuat jemaah wanita merasa khawatir sebelum berangkat umroh, apakah itu? yaitu terjadinya haid atau menstruasi.

Haid merupakan proses biologis alami yang wajar terjadi dan tidak dapat dihindari. Tetapi, ketika bertepatan dengan waktu umroh, hal ini bisa membuat jemaah wanita tidak dapat melaksanakan sebagian ibadah, terutama tawaf. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak calon jemaah wanita yang mencari jawaban tentang cara menunda haid untuk umroh, tentunya hal ini agar bisa menjalani seluruh rangkaian ibadah dengan lancar.

Pertanyaannya, apakah menunda haid untuk ibadah umroh diperbolehkan? Apakah aman untuk kesehatan dan bagaimana caranya? Apabila sudah ikhtiar minum obat penunda haid, tetapi belum berhasil apakah seorang wanita masih bisa melaksanakan seluruh tahapan ibadah umroh? Artikel ini akan membahas secara lengkap, simak hingga selesai.

Hukum Minum Obat Penunda Haid Untuk Umroh

Dalam syariat Islam, haid adalah ketentuan yang diberikan Allah kepada setiap wanita. Dampak dari kondisi ini, ada beberapa ibadah yang tidak bisa dilakukan, seperti shalat, tawaf, dan membaca Al-Qur’an secara langsung. Oleh karena itu, wajar jika jemaah wanita merasa khawatir saat masa haid datang dan bertepatan dengan jadwal umroh.

Jika wanita tidak ingin ibadah terkendala oleh datangnya masa haid, maka minum obat penunda haid dapat menjadi opsi. Akan tetapi, bagaimana sebenarnya pandangan Islam mengenai upaya menunda haid dengan obat? Dilansir dari media NU Online Jatim, Menurut Kitab Ghayah Talkhish al-Murad min Fatawa Ibn Ziyad, penggunaan obat-obatan untuk mencegah haid diperbolehkan.

Sementara itu, dalam Kitab Qurrah al-‘Ain fi Fatawa al-Haramain dijelaskan bahwa jika seorang wanita memakai obat untuk mencegah atau menunda haid, hukumnya adalah makruh selama tidak menimbulkan dampak buruk seperti terputusnya keturunan atau berkurangnya kemampuan melahirkan.

Dengan demikian, secara umum obat penunda haid boleh dipakai, terutama jika ada tujuan ibadah seperti puasa, haji termasuk umroh. Namun, penggunaannya tetap perlu dilakukan dengan hati-hati, karena bisa menjadi makruh bila tidak ada kebutuhan mendesak. Meski begitu, hukum tersebut tidak sampai haram selama tidak menimbulkan bahaya serius bagi kesehatan wanita.

5 Cara Menunda Haid Untuk Umroh dengan Minum Obat

Foto jamaah Saudaraku Umroh bersama Keluarga

Ketika mulai muncul rasa khawatir akan terjadinya haid saat umroh, berikut cara yang bisa Anda lakukan sebagai ikhtiar agar ibadah berjalan lancar.

1. Konsultasi dengan Dokter

Melakukan konsultasi dengan dokter kandungan merupakan langkah pertama yang penting untuk dilakukan. Setiap wanita memiliki kondisi tubuh, siklus menstruasi, dan riwayat kesehatan yang berbeda. Dokter akan menilai apakah aman bagi Anda untuk menunda haid dengan obat, serta menentukan jenis obat dan dosis yang sesuai. Konsultasi ini juga berperan mencegah efek samping serius, terutama bagi jamaah dengan riwayat penyakit jantung, hipertensi, atau gangguan hormon.

2. Mulai Mengonsumsi Obat

Obat ini bekerja dengan cara mempertahankan kadar hormon tertentu sehingga siklus menstruasi tertunda. Dilansir dari Alodokter, berikut beberapa jenis obat untuk menunda haid saat umroh yang bisa digunakan.

  • Norethisterone
    Norethisterone adalah obat yang mengandung hormon progesteron buatan. Fungsinya untuk menjaga agar lapisan rahim tidak meluruh, sehingga haid bisa tertunda sampai obat dihentikan. Cara pemakaian, biasanya diminum 3 kali sehari, dimulai sekitar 2 minggu sebelum jadwal haid berikutnya. Setelah obat dihentikan, menstruasi akan datang kembali dalam 2–3 hari.
  • Pil KB
    Pil KB biasanya terdiri dari dua jenis, yaitu pil aktif dengan kandungan hormon dan pil kosong yang tanpa kandungan hormon. Untuk keperluan menunda haid, yang perlu diminum hanyalah pil aktif saja. Cara pemakaian, teruskan konsumsi pil aktif tanpa jeda, lalu hentikan setelah ibadah selesai. Setelah itu, siklus haid akan kembali normal.
  • IUD dengan Hormon
    IUD atau spiral adalah alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim. Jenis IUD yang mengandung hormon progesteron dapat membantu mengurangi bahkan menghentikan perdarahan haid. Cara pemakaian, pemasangan dilakukan oleh dokter sebelum keberangkatan, dan alat ini bisa bekerja dalam jangka waktu panjang.

Baca Juga: Tempat Mustajab di Makkah, 11 Lokasi Terbaik Doa Cepat Terkabul

3. Atur Jadwal Minum Obat

Kunci utama agar obat bekerja efektif adalah keteraturan. Disiplin dalam mengonsumsi obat akan sangat menentukan keberhasilan menunda haid. Minum obat penunda haid sesuai jadwal yang telah dianjurkan oleh dokter. Jika lupa mengkonsumsi obat, segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan langkah apa yang harus dilakukan.

4. Perhatikan Efek Samping

Setiap obat tentu memiliki efek samping, termasuk obat penunda haid. Beberapa efek ringan yang umum dialami yaitu mual, pusing, jerawat, perubahan suasana hati dan lain-lain. Pada sebagian orang, obat ini juga bisa memicu risiko lebih serius, terutama bagi yang punya riwayat penyakit tertentu (hipertensi, diabetes, atau masalah hati). Karena itu, obat penunda haid tidak boleh diminum sembarangan. Pastikan hanya digunakan atas rekomendasi dokter, setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan.

5. Hentikan Obat Setelah Umroh

Setelah ibadah umroh selesai, konsumsi obat dihentikan. Tubuh akan kembali ke siklus normal, dan haid biasanya datang 2–5 hari setelah obat tidak lagi diminum. Pada sebagian wanita, haid bisa sedikit lebih banyak dari biasanya karena penundaan yang terjadi.

Bagaimana Jika Haid Tetap Datang Saat Umroh?

Foto Jamaah Saudaraku umroh bersama Keluarga

Meskipun sudah berusaha menunda dengan obat, ada kemungkinan haid tetap datang di luar prediksi. Lalu, langkah apa yang bisa dilakukan oleh jemaah wanita dalam kondisi ini?

Dilansir dari website Konsultasi Syariah, wanita yang datang masa haidnya tetap diperbolehkan melakukan ihram, baik untuk ibadah umroh maupun haji dan hukumnya sah. Namun, terdapat hal yang perlu dilakukan, yaitu ketika sampai di miqat, disunnahkan untuk mandi, istitsfar atau memakai pembalut rapat dengan rapat sampai darah dapat dipastikan tidak ada yang keluar, lalu memulai ihram.

Ketetapan ini didasarkan pada cerita sahabat jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma tentang kisah yang dialami oleh istri Abu Bakr as-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma, yaitu Asma’ bintu Umais ketika rombongan haji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai di Dzulhulaifah atau juga dikenal dengan Bir Ali.

Diceritakan bahwa Asma’ bintu Umais pada waktu itu sedang melahirkan Muhammad bin Abu Bakr, lalu kemudian beliau meminta bantuan seseorang untuk menanyakan kepada Nabi mengenai apa yang harus beliau lakukan. Nabi kemudian bersabda,

“Mandilah dan lakukanlah istitsfar dengan kain, dan mulailah ihram.” (HR. Muslim 3009, Nasai 293 dan yang lainnya).

Meskipun hadist tersebut berkaitan dengan orang nifas, akan tetapi hal itu juga berlaku untuk wanita yang haid karena adanya kesamaan hukum menurut kesepatakan ulama.

Dalil lain yang membolehkan wanita haid melakukan ihram yaitu berdasarkan dari kisah A’isyah radhiyallahu ‘anha. Beliau menceritakan ketika dalam perjalanan haji bersama Nabi dan sampai di wilayah Saraf, beliau mengalami haid. Nabi menjumpai A’isyah radhiyallahu ‘anha dalam keadaan sedang menangis. Kemudian nabi bersabda,

Haid adalah kondisi yang Allah takdirkan untuk putri Adam. Lakukan seperti yang dilakukan jamaah haji, hanya saja jangan melakukan thawaf di ka’bah. (HR. Bukhari 294 & Muslim 2976).

Baca Juga: 7 Tips Penting agar Umroh Mabrur, Pahami Sebelum Berangkat!

Larangan bagi Wanita Haid saat Umroh

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, menunjukkan jika seorang wanita yang sedang haid tetap diperbolehkan melaksanakan sebagian besar rangkaian ibadah umroh, seperti ihram, berdzikir, doa dan ibadah lainnya. Namun, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan dalam kondisi haid, yaitu tawaf mengelilingi Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwah, serta masuk ke Masjidil Haram. Ketiga ibadah tersebut hanya bisa dilakukan setelah wanita benar-benar suci dan mandi dari hadas besar.

Jika Haid Belum Selesai Hingga Mendekati Waktu Pulang Umroh

Apabila seorang wanita masih dalam keadaan haid hingga menjelang kepulangan umroh dari Mekah, para ulama memberikan dua solusi. Jika memungkinkan untuk kembali lagi setelah suci, maka ia tetap dalam keadaan ihram, pulang terlebih dahulu, lalu kembali ke Mekah untuk menyempurnakan thawaf dan sa’i. Namun, jika tidak memungkinkan untuk kembali, seperti jemaah umroh dari Indonesia, maka sebagian ulama memperbolehkan ia melakukan thawaf dan sa’i meskipun masih dalam keadaan haid, karena kondisi ini sudah di luar kemampuannya.

Landasan Keringanan Syariat

Keringanan yang diberikan atas wanita haid dalam melaksanakan umroh ini didasarkan pada beberapa hal.

Yang pertama, berdasarkan QS. At-Taghabun (16) menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kita supaya bertaqwa kepada-Nya semampunya.

Kedua, berdasarkan QS. Al-Baqarah (286) dijelaskan bahwa setiap manusia tidak akan dibebani kecuali sesuai dengan kemampuannya.

Yang ketiga, pelaksanaan syarat dan rukun ibadah disesuaikan dengan kemampuan individu. Jika seseorang tidak mampu melakukan suatu rukun, dia menggantinya bila ada pengganti (badal). Jika tidak ada pengganti, kewajiban tersebut gugur.

Dalam konteks umroh, suci dari haid merupakan syarat sah thawaf. Jika haid belum selesai atau tidak bisa dihilangkan, maka kewajiban menunggu kondisi suci menjadi gugur.

Kesimpulan

Cara menunda haid untuk umroh melalui konsumsi obat diperbolehkan dalam Islam selama tidak menimbulkan mudarat dan dilakukan atas kebutuhan ibadah. Obat penunda haid seperti Norethisterone, pil KB, atau IUD hormonal bisa digunakan, namun harus melalui konsultasi dengan dokter agar aman dan sesuai kondisi tubuh.

Jika haid tetap datang, syariat memberikan keringanan dimana jemaah wanita tetap bisa melaksanakan tawaf. Namun, harus terlebih dahulu mempertimbangkan beberapa kondisi yang telah ditetapkan oleh syariat.

Wujudkan Impian Umroh Bersama Saudaraku

Bagi Anda yang ingin menjalankan ibadah dengan nyaman, mendapat bimbingan ibadah yang sesuai syariat, Saudaraku Umroh dan Haji adalah pilihan travel umroh terbaik dan terpercaya. Kami telah berpengalaman sejak 2002 dan telah memberangkatkan ribuan jamaah dari berbagai kota di Indonesia, khususnya dari Malang, Surabaya, Sidoarjo dan kota lain di Jawa Timur. Saudaraku Umroh dan Haji juga sudah izin resmi PPIU dari Kementerian Agama yaitu No. U.42 Tahun 2022. Legalitas ini menjamin ibadah Anda akan berjalan dengan aman dari berangkat hingga kembali pulang.

Konsultasikan rencana perjalanan ibadah umroh Anda bersama Saudaraku Umroh dan Haji sekarang juga. Klik tombol di bawah ini untuk informasi detail terkait program, jadwal, biaya dan promo umroh terbaru.

Banner Konsultasi Umroh & Haji

Bagikan:

Artikel Terbaru

Klaim Promo Terbaru