Update Istitha’ah Kesehatan Haji 2026, Penyakit Ini Bisa Jadi Penghalang

Syarat Istitha'ah kesehatan haji

Berdasarkan informasi dari laman HIMPUH, pemerintah menetapkan aturan baru terkait istitha’ah kesehatan haji 2026 yang wajib dipenuhi oleh setiap calon jamaah. Istitha’ah kesehatan haji adalah syarat kelayakan fisik, mental, serta kondisi medis seseorang agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan aman, tanpa membahayakan diri sendiri maupun jamaah lainnya.

Peraturan ini disepakati dalam pertemuan resmi antara Menteri Haji dan Umrah RI, Mochamad Irfan Yusuf (Gus Irfan), dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F. Al-Rabiah, di Riyadh pada Minggu (19/10).

Kebijakan terkait istitha’ah kesehatan haji ini diberketat bertujuan untuk memastikan pelaksanaan haji lebih aman, tertib, dan meminimalkan risiko insiden medis yang bisa membahayakan jemaah.

Pemeriksaan Kesehatan Ketat di Indonesia dan Arab Saudi

Mulai 2026, pemeriksaan istitha’ah kesehatan haji pada setiap jamaah dilakukan di dua tahap:

  • Di Indonesia, saat proses administrasi dan sebelum keberangkatan.
  • Di Arab Saudi, melalui random check atau pemeriksaan acak di:
    • Bandara kedatangan jamaah
    • Hotel tempat jamaah menginap
    • Area Masyair (Arafah, Muzdalifah, Mina)

Jika ditemukan jamaah yang tidak memenuhi syarat kesehatan haji 2026, pemerintah Arab Saudi berhak memulangkan jamaah langsung ke Indonesia, meskipun ia telah tiba di Tanah Suci. Penyelenggara atau travel yang meloloskan jamaah yang tidak memenuhi syarat juga akan dikenai sanksi.

Baca Juga: Daftar 8 Amalan yang Pahalanya Seperti Haji dan Umroh

Daftar Penyakit yang Tidak Lolos Istitha’ah Kesehatan Haji 2026

Mengacu pada ketentuan BPKH, berikut adalah 11 penyakit yang dinilai tidak memenuhi istitha’ah kesehatan haji dan berpotensi menggagalkan keberangkatan:

1. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah arteri yang menyuplai jantung mengalami penyempitan. Saat ibadah haji, aktivitas fisik meningkat drastis seperti berjalan kaki jauh, berdiri lama, dan berada di tengah suhu panas serta kerumunan padat. Kondisi ini dapat memicu serangan jantung mendadak, yang berpotensi fatal dan membutuhkan penanganan medis cepat.

2. Hipertensi Tidak Terkontrol

Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang tidak stabil menjadi risiko serius. Perubahan cuaca ekstrem, kelelahan, stres, dan kurang istirahat selama haji dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah yang tiba-tiba hingga memicu stroke atau kerusakan organ vital.

3. Diabetes Mellitus Tidak Terkontrol

Pada diabetes yang tidak stabil, kadar gula darah mudah naik turun. Lingkungan dengan mobilitas tinggi, pola makan yang tidak bisa sepenuhnya dikontrol, serta cuaca ekstrem membuat jamaah diabetes sangat rentan mengalami infeksi, luka sulit sembuh, dehidrasi, hingga komplikasi akut seperti hipoglikemia atau ketoasidosis.

4. Penyakit Paru Kronis (COPD)

COPD menyebabkan saluran napas menyempit dan paru-paru tidak bekerja optimal. Suhu panas, debu, polusi, dan aktivitas fisik selama ibadah haji membuat penderita sesak napas berat, bahkan membutuhkan oksigen tambahan yang tidak selalu tersedia selama perjalanan.

5. Gagal Ginjal

Pasien gagal ginjal memerlukan dialisis atau cuci darah secara teratur. Selama haji, mobilitas tinggi dan jadwal yang padat membuat tindakan ini sangat sulit dilakukan. Risiko pembengkakan, penumpukan cairan, dan komplikasi metabolik sangat tinggi sehingga tidak aman untuk keberangkatan.

6. Gangguan Mental Berat

Contohnya adalah skizofrenia, bipolar, atau depresi berat yang belum stabil secara medis. Perjalanan panjang, perubahan lingkungan, keramaian, dan tekanan fisik dapat memicu kekambuhan atau gangguan perilaku, sehingga membahayakan diri sendiri maupun jamaah lain.

7. Penyakit Menular Aktif

Seperti tuberkulosis (TBC) aktif atau hepatitis yang belum tertangani. Karena haji melibatkan kerumunan jutaan orang di area terbatas, penderita penyakit menular berisiko menyebarkan infeksi sekaligus memperburuk kondisi kesehatannya sendiri.

8. Kanker Stadium Lanjut

Pada kanker tahap lanjut, kondisi fisik lemah dan membutuhkan perawatan intensif serta pengobatan rutin. Aktivitas dan kondisi ekstrem selama haji dapat memperburuk stamina, meningkatkan nyeri, hingga menyebabkan komplikasi yang membutuhkan tindakan medis cepat.

9. Penyakit Autoimun Tidak Terkontrol

Contoh: lupus, rheumatoid arthritis aktif, atau penyakit autoimun lainnya. Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh menyerang organ sendiri. Faktor kelelahan, stres, dan paparan sinar matahari saat haji berpotensi menyebabkan kekambuhan berat.

10. Riwayat Stroke

Jamaah yang baru mengalami stroke atau belum pulih secara stabil memiliki risiko tinggi mengalami stroke ulang. Aktivitas fisik berat, kelelahan, atau dehidrasi dapat memicu kondisi kambuh kembali, dan penanganannya tidak mudah di tengah pergerakan jamaah.

11. Epilepsi Tidak Terkontrol

Pada epilepsi yang belum stabil, kejang bisa terjadi kapan saja, terutama karena kelelahan, kurang istirahat, atau paparan cahaya matahari. Kejang mendadak di tengah kerumunan besar dapat menyebabkan cedera dan membahayakan keselamatan.

Baca Juga: Lebih Singkat!! Berapa Lama Sebenarnya Masa Tunggu Haji Plus?

Apa yang Harus Dipersiapkan Calon Jamaah?

Untuk memastikan lolos syarat kesehatan haji 2026, pemerintah mengimbau calon jamaah untuk melakukan beberapa hal berikut:

  1. Rutin kontrol kesehatan sejak pendaftaran
    Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala, termasuk cek tekanan darah, gula darah, fungsi jantung, ginjal, dan evaluasi penyakit kronis. Semakin dini masalah kesehatan terdeteksi, semakin mudah ditangani.
  2. Menjaga pola hidup sehat dan mulai berolahraga
    Haji membutuhkan stamina tinggi karena aktivitasnya didominasi berjalan kaki dalam cuaca panas. Biasakan olahraga ringan seperti jalan kaki 20–30 menit per hari dan terapkan pola makan seimbang.
  3. Mengikuti vaksinasi dan pemeriksaan sesuai aturan Kemenkes
    Vaksin meningitis dan vaksin lain yang diwajibkan harus dipenuhi. Pemeriksaan istitha’ah juga mencakup pemeriksaan laboratorium dan evaluasi kesehatan menyeluruh.

Dengan memulai persiapan kesehatan sedini mungkin, peluang jamaah untuk lolos istitha’ah dan beribadah dengan aman semakin besar.

Baca Juga: 7 Perbedaan Haji Furoda dan Haji Plus, Wajib Tahu Sebelum Daftar!

Kesimpulan

Aturan baru istitha’ah kesehatan haji 2026 menegaskan bahwa hanya jamaah dengan kondisi fisik, mental, dan medis yang benar-benar siap yang dapat diberangkatkan ke Tanah Suci. Pemeriksaan dilakukan dua tahap: di Indonesia sebelum keberangkatan, dan di Arab Saudi melalui pemeriksaan acak. Jika ditemukan tidak memenuhi syarat, jamaah bisa dipulangkan meskipun sudah tiba di Saudi.

Pemerintah menetapkan daftar penyakit yang dapat menggagalkan keberangkatan, termasuk penyakit jantung koroner, hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol, gagal ginjal, penyakit paru kronis, gangguan mental berat, penyakit menular aktif, kanker stadium lanjut, autoimun tidak stabil, riwayat stroke, dan epilepsi tidak terkontrol.

Calon jamaah diimbau mempersiapkan kesehatan sejak awal dengan rutin kontrol medis, menjaga pola hidup sehat, olahraga teratur, serta mengikuti vaksin dan pemeriksaan sesuai ketentuan. Dengan memenuhi syarat istitha’ah kesehatan, jamaah dapat menjalankan ibadah haji dengan aman, lancar, dan optimal tanpa membahayakan diri sendiri maupun jamaah lain.

Pilih Travel yang Amanah dan Peduli Kesehatan Jamaah

Jika Anda atau keluarga sedang mempersiapkan ibadah haji, pastikan memilih travel haji yang tepat. Karena syarat istitha’ah kesehatan haji kini semakin ketat, penting memilih penyelenggara haji yang peduli dengan kondisi jamaah, bukan hanya mengejar keberangkatan.

Saudaraku hadir sebagai pilihan travel haji dan umroh terpercaya serta berpengalaman sejak 2002. Kami siap memberikan layanan dan pendampingan kesehatan, mulai sebelum keberangkatan hingga selama perjalanan ibadah jika jamaah memiliki riwayat penyakit tertentu. Percayakan pelaksanaan ibadah haji Anda bersama Kami.

Banner Konsultasi Umroh & Haji

Bagikan:

Artikel Terbaru

Klaim Promo Terbaru