Bagi umat Islam, haji adalah ibadah istimewa yang hanya dilaksanakan sekali seumur hidup jika mampu. Tapi tahukah Anda bahwa tidak semua kegiatan saat haji bersifat wajib? Ada yang disebut rukun haji, dan ini adalah bagian yang tidak boleh ditinggalkan sama sekali. Kalau satu saja rukun tidak dikerjakan, maka hajinya bisa tidak sah.
Di artikel ini, kita akan bahas rukun haji adalah apa saja, penjelasannya satu per satu, dan tips agar ibadah haji bisa sesuai sunnah dan diterima Allah.
Apa Itu Rukun Haji?
Rukun haji adalah amalan pokok dalam ibadah haji yang harus dikerjakan. Rukun ini tidak bisa digantikan dengan membayar dam (denda) atau amalan lain. Jadi, jika ada yang tertinggal, ibadah haji Anda dianggap tidak sah.
Ini berbeda dengan wajib haji, yang kalau terlewat bisa ditebus dengan dam. Oleh karena itu, penting untuk tahu dan memahami rukun-rukun haji sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Baca Juga : 7 Perbedaan Haji dan Umroh, Anda Harus Tau
Mengapa Rukun Haji Wajib Dipahami?
Banyak calon jamaah haji hanya ikut bimbingan tanpa tahu benar makna dan urutannya. Padahal, rukun ibadah haji ini adalah inti dari seluruh perjalanan haji itu sendiri. Salah satunya tidak dikerjakan, maka hajinya batal.
Dengan memahami rukun rukun haji, kita bisa lebih khusyuk, terarah, dan menjalankan ibadah sesuai sunnah. Tidak hanya sah secara syariat, tapi insya Allah juga bisa meraih haji mabrur.

Apa Saja Rukun Haji? Ini Penjelasannya
Rukun haji ada enam, dan semuanya wajib dilaksanakan dengan tertib (berurutan). Berikut daftarnya:
1. Ihram
Merupakan langkah awal dan tanda bahwa seseorang telah memulai ibadah haji secara resmi. Ihram dimulai dari miqat, yaitu batas tempat yang telah ditentukan sesuai asal kedatangan jamaah. Di sinilah jamaah berniat untuk menunaikan haji, baik itu haji tamattu’, ifrad, maupun qiran. Selain mengucapkan niat, jamaah juga mengenakan pakaian ihram dua lembar kain putih tanpa jahitan bagi laki-laki, dan pakaian longgar yang menutup aurat bagi perempuan.
Yang penting untuk diingat, setelah berniat ihram, ada larangan-larangan tertentu yang harus dipatuhi, seperti tidak memotong kuku, tidak mencukur rambut, tidak memakai wewangian, dan tidak berhubungan suami istri. Melanggar larangan ihram bisa membuat jamaah terkena denda (dam). Maka dari itu, penting bagi setiap jamaah memahami batasan ihram sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
2. Wukuf di Arafah
Wukuf adalah inti dari ibadah haji. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, tepatnya sejak tergelincir matahari (waktu zuhur) hingga menjelang subuh keesokan harinya. Wukuf berarti berdiam di Padang Arafah, baik dalam keadaan duduk, berdiri, maupun beristirahat, sambil memperbanyak zikir, doa, istigfar, dan mengingat Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Al-hajju ‘Arafah” (Haji itu adalah Arafah) – HR. Tirmizi
Artinya, jika seseorang tidak sempat melakukan wukuf di Arafah, maka hajinya tidak sah. Oleh karena itu, para pembimbing haji sangat menekankan pentingnya wukuf dan biasanya memberikan pembekalan khusus untuk momen ini.
3. Tawaf Ifadah
Setelah wukuf dan bermalam (mabit) di Muzdalifah, jamaah melanjutkan ke Masjidil Haram untuk melaksanakan tawaf ifadah. Tawaf ini adalah bagian dari rukun haji yang sangat penting, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri.
Tawaf ifadah harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil serta mengenakan pakaian yang menutup aurat. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada Baitullah, tempat paling mulia dalam Islam. Bagi jamaah yang tidak mampu berjalan karena kondisi fisik, diperbolehkan menggunakan kursi roda dengan pendamping. Tawaf ini tidak boleh diganti atau ditunda terlalu lama.
4. Sai antara Shafa dan Marwah
Setelah tawaf, jamaah melanjutkan dengan sai, yaitu berjalan bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Kegiatan ini meneladani kisah Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang berlari kecil antara dua bukit untuk mencari air bagi putranya, Nabi Ismail.
Sai dimulai dari Bukit Shafa dan berakhir di Marwah. Setiap lintasan dihitung satu kali. Jadi, dari Shafa ke Marwah satu kali, kembali dari Marwah ke Shafa dua kali, dan begitu seterusnya hingga genap tujuh lintasan.
Sai boleh dilakukan dengan santai, tidak harus cepat. Namun, bagi laki-laki, disunahkan berlari kecil di bagian tengah (area hijau). Sai adalah simbol perjuangan, harapan, dan keikhlasan, yang menjadi pelajaran spiritual penting bagi para jamaah haji.
5. Tahallul (Mencukur atau Memotong Rambut)
Tahallul adalah proses mencukur atau memotong sebagian rambut sebagai tanda telah menyelesaikan rangkaian utama ibadah haji. Ini dilakukan setelah jamaah menyelesaikan sebagian besar ritual seperti melontar jumrah dan tawaf ifadah.
Untuk laki-laki, dianjurkan mencukur habis rambut kepala sebagai bentuk ketundukan total kepada Allah. Sementara untuk perempuan, cukup memotong sedikit rambut sepanjang satu ruas jari.
Dengan melakukan tahallul, sebagian besar larangan ihram sudah tidak berlaku lagi. Tahallul juga menjadi simbol bahwa seorang jamaah telah “dibersihkan” dari dosa-dosa masa lalu dan siap kembali ke kehidupan yang lebih taat dan bersih.
6. Tertib
Rukun haji yang terakhir adalah tertib, yang artinya semua rukun di atas harus dilakukan secara berurutan dan tidak boleh ditukar atau dilewati. Contohnya, tidak sah jika seseorang melakukan tawaf ifadah sebelum wukuf, atau sai sebelum tawaf.
Prinsip tertib ini menunjukkan bahwa ibadah haji memiliki urtan yang harus dijaga. Seperti halnya salat yang memiliki urutan tertentu, ibadah haji juga memiliki langkah-langkah yang tidak bisa diacak. Maka penting bagi jamaah untuk mengikuti panduan pembimbing atau manasik secara serius sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Dengan memahami bahwa rukun haji adalah hal yang mendasar, maka jamaah bisa lebih siap dan tidak bingung saat menjalankannya nanti.
Tips Agar Ibadah Haji Sempurna
- Ikut manasik secara serius. Banyak travel menyediakan bimbingan lengkap. Jangan malu untuk bertanya.
- Belajar dari sekarang. Baca buku, ikut kajian, atau tonton video seputar manasik.
- Catat urutan dan baca doanya. Ini membantu agar tidak bingung di tengah perjalanan ibadah.
- Niatkan karena Allah. Keikhlasan akan membuat semua rukun terasa ringan dijalani.
Kesimpulan
Rukun haji adalah fondasi ibadah haji. Tanpa melaksanakan rukun-rukun haji ini, maka hajinya tidak sah. Karena itu, penting sekali bagi calon jamaah untuk tahu apa saja rukun haji, memahami urutannya, dan mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Baca Juga : Biaya Haji Furodha 2025